CSE :)
Loading
Sabtu, 09 November 2013
Rabu, 06 November 2013
heey what do you think about computer subject ? this lesson heard so easy right ? cause we have studied this lesson since we are in junior high school . and now we have to study about that again ? thats so fun but the lesson in this grade very different with before .
but we must still fighting guys !!!!!
but we must still fighting guys !!!!!
Selasa, 05 November 2013
depresi dalam kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Masalah kehamilan merupakan episode
dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari
seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari
norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat
merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional
ringan, hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian
akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan,
pengorbanan, kasih sayang dan empati). Pada wa nitahamil dan dari aspek teknis
dapat mengurangi aspek sumber daya.
Telah diketahui bahwa wanita hamil
mengalami perubahan jiwa dalam kehamilan yang biasanya tidak seberapa berat dan
kemudian akan hilang dengan sendirinya. Adakalanya diperlukan perhatian khusus
atau pernyataan, kadang-kadang terjadi penyakit jiwa (psikosis) dalam
kehamilan. Hal ini tidak mengherankan karena ovulasi dan haid juga dapat
menimbulkan psikosis.
Penderita sembuh setelah anaknya
lahir, akan tetapi dalam kehamilan berikut biasanya penyakitnya timbul lagi,
selain itu psikosis dapat menjadi lebih berat dalam kahamilan. Peran tenaga
kesehatan disini sangatlah penting untuk melakukan pendekatan, memberikan
dukungan, motivasi maupun pengobatan untuk mengatasi gangguan tersebut agar
tidak memberikan dampak yang buruk bagi ibu maupun kesehatan janinnya.
I.2. Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.
2. Untuk mengetahui penyebab dari depresi,
psikosa dan psikoneurosa.
3. Untuk mengetahui jenis dari depresi,
psikosa dan psikoneurosa.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari
depresi, psikosa dan psikoneurosa.
5.
Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan dari depresi, psikosa dan
psikoneurosa.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian
Kehamilan seharusnya adalah masa
yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi buat sebagian wanita
masa ini adalah masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan
depresi. Sekitar 10 – 20% wanita akan
mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai separuhnya
akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi).
Depresi atau
biasa disebut sebagai gangguan afektif merupakan salah satu bentuk psikosis.
Ada beberapa pendapat mengenai definisi dari depresi, diantaranya yaitu :
a.
Menurut National Institut
of Mental Health, gangguan depresi dimengerti sebagai suatu penyakit “
tubuh yang menyeluruh “ (whole-body), yang meliputi tubuh, suasana
perasaan (mood), dan pikiran.
b.
Southwestern Psychological
Services memiliki pendapat yang mirip dengan National
Institut of Mental Health bahwa depresi adalah dipahami sebagai suatu
penyakit, bukan sebagai suatu kelemahan karakter, suatu refleksi dari kemalasan
atau suatu ketidakmauan “untuk menoba lebih keras“.
c.
Staab dan Feldman menyatakan
bahwa depresi adalah suatu penyakit yang menyebabkan suatu gangguan dalam
perasaan dan emosi yang dimiliki oleh individu yang ditunjuk sebagai suasana
perasaan.
Secara umum,
depresi sebagai suatu gangguan alam perasaan perasaan sedih yang sangat
mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa
menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus
menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.
Depresi
merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik
tertentu dalam kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa
mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali depresi tidak di diagnosa dengan baik
saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan
hormon.Asumsi ini tentu saja bisa membahayakan ibu serta bayi yang
dikandungnya.
Depresi bisa diobati dan dimanage selama
kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis.
Gangguan mood merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada
otak.Saat kehamilan, perubahan hormone bisa mempengaruhi kimia otak yang
berhubungan dengan depresi dan gelisah.Hal ini bisa disebabkan/dimunculkan oleh
situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.
II.2.
Gejala-gejala Depresi
Menurut Diagnostik dan statistikal
manual IV – Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000),
seseorang menderita gangguan depresi jika, lima atau lebih gejala di bawah
telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa
seseorang serta sekurangnya salah satu gejala harus emosi depresi atau
kehilanga minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
a.
Keadaan emosi depresi /
tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang
ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan
orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
b.
Kehilangan minat atau rasa
nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam
satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan
orang lain).
c.
Hilangnya berat badan yang
signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara
signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya
dalam satu bulan).
d.
Insomnia atau hipersomnia
hampir setiap hari.
e.
Kegelisahan atau kelambatan
psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya
perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat).
f.
Perasaan lelah atau kehilangan
kekuatan hampir setiap hari.
g.
Perasaan tidak berharga atau
perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi)
hampir setiap hari.
h.
Berkurangnya kemampuan untuk
berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari
(ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain).
i.
Berulang-kali muncul pikiran
akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk
bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik
untuk mengakhiri nyawa sendiri.
Adapun bagi
ibu hamil, tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan mengalami depresi tidak
jauh atau sama halnya dengan gejala-gejala di atas dan waktunya pun kurang
lebih 2 minggu, yakni diantaranya sebagai berikut :
a.
Ditandai dengan perasaan
muram, murung, kesedihan, menunjukan lebih
banyak air mata dibandingkan senyum, tidak bisa atau sulit
berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari.
b.
Teganggu calon ibu dengan
orang-orang sekitarnya, terganggu kondisi ibu mengancam keselamatan janin dan
putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas.
c.
Kadang-kadang tegang, kaku,
dan menolak intervensi terapeutik. Selain itu, gejala di atas biasanya disertai
perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi
dan penurunan dorongan seksual.
d.
Jarang mengontrol kehamilan.
e.
Tidak pernah memberi stimulus
terhadap janin yang dikandungnya.
f.
Tidak melakukan persiapan
utnuk menyambut bayi yang akan dilahirkan.
II.3.
Bentuk-bentuk Depresi
Terdapat berbagai bentuk depresi,
tergantung dari vartiasi dalam jumlal simptom, tingkat keparahan dan
persistensinya. Namun, secara umum dapat digolongkan menjafi dua yakni :
a. Depresi
Unipolar
Merupakan
gangguan depresi yang dicirikan oleh suasana perasaan depresif saja. Depresi
Unipolar terdiri atas :
1)
Depresi Mayor
Apabila seseorang atau ibu hamil
mengalami tanda-tanda atau gejala seperti di atas, maka segera harus ditangani
karena bisa saja berubah menjadi lebih serius yang dapat berdampak pada ibu
maupun janinnya, yakni menjadi depresi berat atau depresi mayor. Sindrom
depresi mayor ditandai dengan suatu kombinasi simptom yang berpengaruh dengan
kemampuan untuk bekerja, tidur, makan dan menikmati salah satu kegiatan yang
menyenangkan serta sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung
menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian, merasa tidak
dihargai dan sulit untuk mengingat sesuatu dan yang terutama adalah tidak
jarang dari penderita yang ingin bunuh diri. Episode ketidakmampuan depresi ini
dapat terjadi hampir setiap hari dan pasti ada yang mendominasi di sepanjang
hari. Selain itu, bila tidak teratasai dengan baik dapat muncul sekali, dua
kali atau beberapa kali selama hidup.
2)
Distimia
Merupakan
bentuk depresi yang kurang parah karena simptom atau gejala-gejala yang
ditunjukkan tidak membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak mampu tetapi
yang menghindarkan orang yang bersangkutan untuk berfungsi pada tingkat yang
penuh atau menghalanginya dari perasaan baik.
b.
Depresi Bipolar
Merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh pergantian antara suasana
perasaan depresif dan mania, artinya selain depresi, di sisi lain terkadang
merasa gembira.
II.4.
Penyebab Terjadinya Depresi Pada Kehamilan
Para ahli belum bisa memastikan
mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga perubahan tingkat
hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi
penyebabnya. Selain peningkatan kadar hormon dalam tubuh, menurut penelitian
bahwa depresi terjadi karena klien atau penderita depresi memiliki
ketidakseimbangan dalam pelepasan neurotransmitter serotonin mayor,
norepinefrin, dopamin, asetilkolin, dan asam gama aminobutrik. Selain itu, ada
pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa terjadinya depresi karena adanya
masalah dengan beberapa enzim yang mengatur dan memproduksi bahan-bahan kimia
tersebut. Dengan demikian, berdampak pula pada metabolisme glukosa dimana
penderita depresi tidak memetabolisme glukosa dengan baik dalam area otak
tersebut. Jka depresi teratasi, aktivitas metabolisme kembali normal. Selain
dari faktor organobiologis di atas, pencetus terjadinya depresi adalah karena
factor psikologis dan sosio-lingkungan, misalnya karena akan berubah peran
menjadi seorang ibu, karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan,
pasca bencana dan dampak situasi kehidupan sehari-harinya.
Beberapa
faktor utama penyebab depresi:
a.
Kehamilan yang tidak diharapkan
b.
Hamil di luar nikah
c.
Faktor ekonomi
d.
Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah
tangga
e.
Perasaan cemas menghadapi
persalinan.
f.
Kurangnya dukungan dari suami dan
keluarga
g.
Perasaan khawatir yang berlebihan
pada kesehatan janin
h.
Ada masalah pada kehamilan atau
kelahiran anak sebelumnya
i.
Sedang menghadapi masalah keuangan
j.
Usia ibu hamil yang terlalu muda
k.
Adanya komplikasi selama kehamilan
l.
Terpisah dari keluarga
m.
Rasa takut yang berlebihan.
n.
Orang tua tunggal.
o.
Riwayat keluarga yang memiliki
penyakit kejiwaan.
II.5.
Dampak Atau Pengaruh Depresi Terhadap Kehamilan
Permasalahan
yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan termasuk depresi, selain berdampak pada
diri sendiri bisa berimplikasi atau berpengaruh tidak baik terhadap kondisi
kesehatan janin yang ada di dalam kandungan.Kita semua pasti mengetahui bahwa
perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kondisi wanita yang sedang hamil. Depresi yang tidak
ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
Ada 2 hal penting yang mungkin
berdampak pada bayi yang dikandungnya, yaitu :
a.
Pertama adalah timbulnya
gangguan pada janin yang masih didalam kandungan.
b.
Munculnya gangguan kesehatan
pada mental anak nantinya.
c.
Kelahiran premature
d.
Bayi lahir dengan berat badan
yang rendah
e.
Ibu yang mengalami depresi ini
tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungan dan
bahkan kesehatannya sendiri.
Depresi yang
dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan
mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman
keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah
yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan
yang rendah, abortus dan gangguan perkembangan janin. Kelahiran bayi prematur
juga akan menjauhkan dekapan seorang ibu terhadap bayi yang dilahirkan, karena
si bayi akan ditempatkan di inkubator tersendiri. Apalagi jika sudah mengalami
depresi mayor yang identik dengan keinginan bunuh diri, bisa saja langsung
membuat janinnya meninggal. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai
keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan bahkan kesehatannya
sendiri.
II.6.
Penatalaksanaan Depresi
Strategi
kesehatan yang bisa diterapkan pada saat masa kehamilan untuk mengantisipasi
depresi yaitu menjadikan masa hamil sebagai pengalaman yang menyenangkan,
selalu konsultasi dengan para ahli kandungan, makan makanan yang sehat, cukup
minum air, mengupayakan selalu dapat tidur dengan baik dan melakukan senam bagi
ibu hamil. Disamping itu juga melakukan terapi kejiwaan supaya terhindar dari
depresi, lebih meningkatkan keimanan dan tentunya mendapat dukungan dari suami
dan keluarga.
Sedangkan
bagi yang telah terdiagnosis, perencanaan kehamilan sangat penting pada wanita
hamil yang didiagnosis depresi, sebaiknya kehamilannya perlu direncanakan atau
dikonsultasikan dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang
masalah resiko serta keuntungan setiap pemakaian obat-obat psikofarmakologi.Rawat
inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan psikofarmakologis pada
trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak direncanakan, dimana pengobatan
harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan afektif (depresi)
rekuren.
Ada 2 fase
penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam Panel Pedoman Depresi
(Depression Guideline Panel) :
a.
Fase Akut
Gejalanya
ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan klien
diberi penyuluhan.
b. Fase
Lanjut
Klien
dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh.Pada fase
pemeliharaan, seorang klien yang beresiko kambuh sering kali tetap diberi
obat.Untuk klien yang dianggap tidak beresiko tinggi mengalami kambuh,
pengobatan dihentikan.Penggunaan antidepresan trisiklik sebaiknya hanya pada
pasien hamil yang mengalami depresi berat yang mengeluhkan gejala vegetatif
dari depresi, seperti menangis, insomnia, gangguan nafsu makan dan ada ide-ide
bunuh diri.
Selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
terbukti sudah sangat berguna untuk menangani depresi sehingga menjadi pilihan
untuk ibu hamil, mencakup fluoksetin dan sertralint.Obat ini menjadi pilihan
karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek antikolinergik yang merugikan,
toksisitas jantung, dan bereaksi lebih cepat daripada antidepresan trisiklik
dan inhibitor oksidase monoamin (MOA) serta tidak menyebabkan hipotensi
ortostatik, konstipasi dan sedasi.Disamping itu, psikoterapi atau metode
support group secara rutin harus dilakukan bila ada konflik intrapsikis yang
berpengaruh pada kehamilan.Terapi perilaku kognitif sangat menolong pasien
depresi dan disertai antidepresan.Terapi elektrokompulsif (ECT) digunakan pada
pasien depresi psikotik untuk mendapatkan respon yang lebih cepat, bila
kehidupan ibu dan anak terancam, misalnya pada depresi hebat dan klien ingin
bunuh diri atau jika tidak berespon terhadap pengobatan antidepresan.Dalam
menghadapi klien penderita depresi, harus dilakukan dengan sikap serius dan
mengerti keadaan penderita.Kita harus memberi pengertian kepada mereka dan
mensupport atau memberikan motivasi yang dapat menenangkan jiwanya. Hendaknya
jangan menghibur, memberi harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau karena
akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.
Perubahan pola hidup dapat
memperbaiki depresi pada sebagian orang:
a.
Olahraga teratur
b.
Berjemur pada sinar matahari
c.
Penanganan stress
d.
Konseling
e.
Tidur teratur
f.
Relaksasi
g.
Meditasi
II.7.
Penularan Depresi
Penularan
dari depresi sampai saat ini masih belum diketahui.
II.8.
Pencegahan Depresi
Bagi mereka yang sedang hamil, maka
jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam hidupnya.
Suami dan keluarga pun harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan
orang-orang terdekat ini. Dukungan dari mereka semua akan besar manfaatnya
untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Diharapkan, dengan
dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan
perasaan senang dan jauh dari depresi yang dapat berakibat sama terhadap anak
yang di kandungnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan
anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.
BAB III
PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
Hamil
merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup wanita.
Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel ovum
dan sperma sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang tidak dapat mengendalikan
psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi. Jika depresi tersebut
tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan timbul gangguan jiwa
(psikosis) yang menimbulkan halusinansi pada wanita tersebut. Jika telah sampai
di tahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus. Penderita biasanya
sembuh setelah bayi lahir namun dalam kehamilan selanjutnya psikosa ini dapat
muncul kembali.
Wanita dengan gangguan psikologis
seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus dan intensif agar tidak
berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting
untuk memotivasi dan memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mencoba mengakhiri kehamilan termasuk dalam
tindakan pembunuhan.
III.2. Saran
Diharapkan kepada para wanita agar
menepis semua perasaan dan pikiran yang bisa memicu terjadinya penyakit
gangguan jiwa. Misalnya mensyukuri bahwa kehamilan adalah anugerah dari Allah
SWT sehingga kehamilan dapat menjadi hal yang menyenangkan selain itu,
diharapkan adanya partisipasi para keluarga dan orang-orang di sekitar dengan
pemberian dukungan/motivasi dan segala macam bantuan positif lainnya yang mampu
mensejahterahkan wanita hamil tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)